[ Book Review ] The Chronicles of Audy : O2

[Diikutkan dalam kontes review Seri Audy oleh Penerbit Haru]

30255107

(sumber gambar : goodreads.com)

Judul                                                     : The Chronicles of Audy : O2

Penulis                                                 : Orizuka

Editor                                                   : Yuli Yono

Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan

Penerbit                                              : Penerbit Haru

ISBN                                                      : 978-602-7742-86-4

Cetakan                                               : Cetakan pertama Juni 2016

Jumlah halaman                              : 364 halaman

*BLURB*

Hai. Namaku Audy.

Umurku masih 22 tahun.

Hidupku tadinya biasa-biasa saja

Sampai cowok yang kusukai memutuskan

Untuk meneruskan sekolah ke luar negeri.

Ketika aku sedang berpikir

Tentang nasib hubungan kami

Dia memintaku menunggu.

Namun ternyata tidak Cuma itu.

Dia juga memberikan pernyataan

Yang membuatku ketakutan setengah mati

Di saat aku sedang kena galau tingkat tinggi

Masalah baru (lagi-lagi) muncul

Seseorang yang tak pernah kulirik sebelumnya

Sekarang meminta perhatianku!

Ini adalah kronik dari kehidupanku

Yang sepertinya akan selalu ribet.

Kronik dari seorang Audy.

“Aku memang belum memikirkan masak-masak rencana masa depanku. Namun, masa depan yang kupikir masih jauh itu, tiba-tiba saja sudah ada di depan mata. Dan entah kenapa, itu membuatku takut setengah mati.”

Sebelumnya, Audy merasa galau dan kecewa karena Rex tidak melibatkan keluarganya dalam pengambilan keputusan untuk  kuliah di luar negeri. Audy juga sedih karena nyatanya Ia belum ada di rencana masa depan Rex. Kini, tiba-tiba saja Rex mengubah rencana masa depannya dan ada Audy disana. Namun bukannya bahagia Audy malah merasa bimbang dan membuatnya menghindari pertemuan dengan Rex. Disaat yang sama Romeo secara mengejutkan bersikap aneh seolah-olah ingin merebut Audy dari Rex.

“Tak lama lagi, mereka akan berpisah selama dua tahun. Ketika saat itu datang, apa mereka akan menyesali apa yang tidak terjadi? Menyesali momen-momen yang seharusnya bisa terjadi jika mereka saling membuka diri?”

Rex dan Rafael belum juga dekat untuk dikatakan sebagai seorang saudara. Padahal tak lama lagi Rex akan berkuliah di luar negeri yang artinya tak akan berinteraksi langsung dengan adiknya itu, ia juga tak akan melihat perkembangan-perkembangan hebat Rafael. Itu membuat Romeo dan Audy melakukan segala cara untuk mendekatkan R3 dan R4 sehingga tak ada lagi kecanggungan diantara mereka, padahal disamping itu Audy juga sedang mencari cara untuk mendekatkan Rafael dengan Maura, istri Regan yang baru saja kembali ke kehidupan 4R. Rafael masih saja merasa asing dengan kehadiran Maura dan itu membuat Maura sedih.

Pada akhirnya Audy berhasil menyelesaikan skripsinya. Selanjutnya apa tujuan Audy setelah lulus nanti? Apakah ia benar-benar ingin menjadi diplomat seperti yang tertulis dalam diary-nya? Lalu ‘ship’ manakah yang akan benar-benar berlayar? Audy-Rex ataukah Audy-Romeo? Juga berhasilkah Audy mendekatkan Rafael dengan Rex dan Maura?

“Tapi seperti oksigen, keluarga ada dimana-mana kan? Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walapun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersama kamu.”

IMG_20160802_222448

                Finally..Finally…Finally…

Bahagianyaaaa akhirnyaa setelah 2 bulan sejak terbitnya buku The Chronicles of Audy seri terakhir ini aku bisa baca jugaa, dan lebih membahagiakan lagi ini buku didapat secara cuma-cuma alias gratis hadiah dari Blog Tour by Penerbit Haru. Thank You Min, and also host : Mbak Sulis (@peri_hutan) yang telah melimpahkan buku gratis ini untuk aku, hehe.

Untuk buku The Chronicles of Audy O2 ini aku sangat-sangat puas. TCoA ini menjadi penutup yang manis bagi kronik kehidupan Audy yang sangat rumit. Sebelumnya aku fikir buku seri terakhir ini tidak akan menampilkan masalah yang berarti untuk Audy dan hanya akan menceritakan kisah penutup dari 4R dan Audy. namun nyatanya masalah yang muncul sebagai konflik ini ternyata masih banyak hadir, konflik yang hadir justru lebih berwarna dan membuat semakin menarik untuk dibaca.

Tema keluarga dalam novel ini mendominasi. Banyak adegan yang menjadi favorit aku dalam buku ini diantaranya adalah saat Rex menemani Rafael untuk menanam jagung di halaman belakang rumah mereka, juga saat Rex mengusap puncak kepala Rafael saat hari pertama Rafael masuk ke sekolah barunya. Selain itu, meskipun bersikap kekanak-kanakan, adegan Romeo yang menggoda Audy dibeberapa kali kesempatan juga menjadi bagian favorit aku. Yang paling aku ingat adalah saat Romeo akan pergi ke serang untuk bekerja dan dia malah mengatakan akan melamar Audy. Humor banget dehh. Dan yang paling nggak bisa dilupain adalah saat Rex mengajak kencan Audy? Ga nyangka kaaan? Baca deh biar kalian tahu ternyata Rex juga bisa romantic meskipun dengan caranya sendiri J

Sejak novel TCoA seri kedua, Rex bertahan menjadi tokoh favorit aku sampai aku berhasil menyelesaikan buku ini. Rex dengan kemampuannya bisa mempersiapkan masa depannya dengan baik tanpa merepotkan orang lain. Meskipun memiliki sikap dingin dan kadang terlihat egois, ternyata Rex bisa bersikap dewasa yang ditunjukan dengan cara mengambil keputusan-keputusan yang cukup baik. Rex juga mulai mau membuka diri terutama untuk orang-orang terdekatnya.

Meskipun begitu, bukan berarti tokoh lainnya tak menarik. Aku tak berbohong, Aku sempat jatuh hati pada Romeo yang seperti biasa selalu bersikap konyol. Kekonyolannya yang kali ini dalam bentuk gombalan justru menjadi suatu hal yang menarik. Rafael semakin lama semakin menggemaskan. Ia banyak bersikap seperti layaknya anak-anak seumurannya dan itu benar-benar melegakan. Regan yang kini telah menikah banyak menunjukan sikap manis kepada Maura,istrinya. Dan yang tidak dapat dilupakan dalam seri ini adalah tokoh pendukung sebagai sahabat Audy. yap Missy. Sejak awal hadir baru kali ini aku menyadari kalau Missy adalah sosok yang dapat diandalkan. Dibalik ucapannya yang kelewat blak-blakan, Missy cukup memiliki solusi untuk masalah-masalah Audy dan 4R.

Dengan terbitnya buku ke-empat ini, selesai juga kisah kronik kehidupan Audy.  Entah aku harus bahagia atau sedih. Aku bahagia banget akhirnya buku ini terbit, akhirnya bisa melanglang di dunia khayal dengan 4R, tapi aku juga sedih karena dengan selesainya membaca seri ini berhenti juga cerita tentang 4R1A. HWAAA ga bisa banget melepas mereka ( baca : Regan Rashad, Romeo Rashad, Rex Rashad, Rafael Rashad, Audy Nagisa ). Aseli deh masih pengen terus baca kisah mereka selanjutnya.

Sepeti biasa, ada beberapa kutipan yang aku ambil dari buku ini. Diantaranya adalah :

“Kalian kaum wanita, selalu jawab nggak kenapa-napa disaat kenapa-napa.” Halaman 52

“Aku paham kalau kamu orang yang hangat, penyayang, dan bisa akrab dengan semua orang. Kamu pengin kami juga demikian. Tapi aku juga pengin kamu me-mahamiku sedikit lebih baik. Sedikit saja.” Halaman 116

“Ulang tahun hanya sekedar pengingat kalau umur kita bertambah. Atau bisa dikatakan, sisa hidup kita malah berkurang. Apa yang perlu dirayakan untuk itu?” Halaman 258

“Kamu harus tahu kalau keluargamu senang kamu lahir” Halaman 259

“Kalau nguping itu kejahatan, kamu udah masuk penjara berapa kali ya?” Halaman 261

“Udah terlalu banyak yang kalian pikirkan. Nggak perlu ditambah kegalauanku.” Halaman 279

“Aku ngerti kamu, ngerti alasan kenapa kamu melakukan itu. Aku nggak marah. Aku Cuma… kecewa kamu nggak cerirta apa-apa sama aku soal ini. Aku pikir kita keluarga.” Halaman 281

“Dala meraih cita-cita, kamu udah gagal di detik pertama kamu menyangsikan dirimu sendiri.” Halaman  288

“Keluarga memang lebih baik saat berkumpul. Tapi walaupun tidak berkumpul, keluarga tetap keluarga.” Halaman 298

“Kamu mungkin masih punya banyak kekurangan, tapi kamu juga punya banyak kelebihan.” Halaman 328

“Tapi seperti oksigen, keluarga ada dimana-mana kan? Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walapun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersama kamu.” Halaman 283

Sebagai penutup, pesan yang aku dapat dari buku ini  :

  • Sebera beratpun masalah yang kamu dapatkan tentu tidak akan melampaui kemampuannmu sebagai manusia. Dan ketahuilah selalu ada penyelesaian bersamanya.
  • Keluarga akan tetap menjadi keluarga. Merekalah orang-orang pertama yang akan ada disaat kamu membutuhkannya. Meskipun tak terlihat tapi percayalah mereka selalu ada untukmu. Ada dalam setiap tarikan nafasmu.
  • Mimpi dan cita-cita yang setinggi langit bahkan terletak di galaksi lain tak akan terlihat jauh apabila kamu benar-benar berusaha untuk meraihnya. Apabila kamu yakin kamu akan menggapainya.

Yap itu diaa Review aku untuk seri terakhir The Chronicles of Audy. Happy ending but  I still gonna miss them (4R1A) btw. Terimakasih kak Orizuka telah menciptakan tokoh-tokoh yang nggak akan pernah terlupakan seperti mereka. 5 bintang untuk TCoA : O2 ini. Yeay! Untuk yang belum baca jangan sampai terlewat, masukan ini dalam wish list kamu yaa karena ini very very recommended!!

Thank you for reading. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan maupun yang lainnya.

Regard,

Fridaliash

[ Book Review ] The Chronicles of Audy : 4/4

[Diikutkan dalam kontes review Seri Audy oleh Penerbit Haru]

cover _4per4_ok_fullwarna_rev-269x406

(suber gambar:owlbookstore.co.id)

Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 4/4

Penulis                                                 : Orizuka

Editor                                                   : Yuli Yono

Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan

Penerbit                                              : Penerbit Haru

ISBN                                                      : 978-602-7742-53-6

Cetakan                                               : Cetakan kedua Juli 2015

Jumlah halaman                              : 314 halaman

*BLURB*

Hai. Namaku Audy.

Umurku masih 22 tahun.

Hidupku tadinya biasa-biasa saja

Sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R

Dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya

Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,

tapi kenapa cowok itu malah kelihatan santai-santai saja?

Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya,

tapi dia bahkan tidak peduli

Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini

Seperti biasa, muncul masalah lainnya

Tahu-tahu saja keluarga ini berada di ambang perpisahan!

Aku tidak ingin mereka tercerai-berai,

tapi, aku bisa apa

Ini adalah kronik dari kehidupanku

yang masih saja ribet

Kronik dari seorang Audy

“Kalau aku berkuliah di jurusan Psikologi dengan senang hati aku akan menulis skripsi berjudul ‘Pengaruh Pernyataan Cinta Remaja 17 tahun terhadap Audy Nagisa’. Sudah pasti aku akan dapat nilai A. aku bisa mempertaruhkan seluruh tabunganku untuk itu.”

Audy masih belum menyelesaikan skripsinya. Outline dan dosen pembimbing pun belum jelas. Dari begitu banyak faktor penyebabnya tentu pernyataan anak ke-3 keluarga Rashad kepada Audy beberapa waktu lalu jelas menjadi salah satunya. Meski Rex pernah menyebutkan alasannya tetap saja Audy tak mengerti mengapa Rex bisa menyukai dirinya. Audy cukup bangga dan bahagia dengan perasaan Rex terhadap dirinya hingga Ia menyadari terdapat sebuah jurang besar pemisah antara keduanya. Audy dan Rex memiliki banyak perbedaan –selain usia- yang membuat Audy merasa tak layak untuk Rex.

                “Tadinya saya pikir Rafael hanya lebih cerdas dari anak seusianya. Tapi setelah study tour kemarin saya sadar kalau Rafael tidak sekedar cerdas. Dia gifted. Genius.”

Nampaknya kedua orang tua 4R menurunkan gen yang luar biasa bagus kepada anak-anaknya karena di usia Rafael yang baru akan menginjak usia 5 tahun Ia bisa menyelesaikan permainan sains dalam waktu kurang dari 1 menit. Ia dengan lancar bisa membaca dan menulis melampaui teman-temannya. Tak ada yang membuatnya penasaran di tempatnya bersekolah. Dan ini membuatnya secara tak langsung dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sekolah tak bisa mengakomodasi kebutuhan Rafael. Meski Audy dan ketiga Kakaknya telah mengetahui kemampuan Rafael yang tak biasa.  keempatnya tetap saja terkejut dan tak menyangka kemampuan Rafael sudah sejauh itu hingga membuat PAUD tak mampu menerimanya.

“Namun kemudian aku juga sadar kalau bukan itu yang membuatku hancur. Masalahnya adalah Rex tidak menganggapku dalam pengambilan keputusannya. Dia sudah punya rencana masa depan tanpa aku di dalamnya. Pendapatku tidak akan berarti. Maka dari itu dia tidak akan repot-repot memberitahuku.”

Belum selesai masalah percintaannya dengan R3 dan masalah akademik Rafael. Audy harus menulis 1 masalah lagi dalam catatan kumpulan masalah yang harus diselesaikannya. Tiba-tiba saja Rex mengumumkan bahwa Ia akan berkuliah di luar negeri meninggalkan 3R lain. Parahnya Rex sama sekali tak melibatkan ketiga saudaranya dan Audy dalam pengambilan keputusan ini. Tentu saja tindakannya itu membuat kecewa yang lain. Di saat yang sama Regan mengumumkan bahwa Ia ditawari pekerjaan di Jakarta dengan gaji yang jauh lebih besar. Gaji yang cukup untuk memenuhi biaya Rex kuliah, biaya Rafael sekolah di tempat yang mengakomodasi kemampuannya, biaya Maura-istri Regan- fisioterapi dan tentu biaya rumah tangga lainnya. Tapi apakah mereka harus meninggalkan kota tempat tinggalnya sekarang sekaligus peristirahatan terakhir kedua orang tua mereka demi memenuhi kebutuhan keluarga? Apakah mereka juga harus meninggalkan Audy demi kepentingan masing-masing?

“Karena aku nggak tahu harus gimana tanpa kalian. Karena aku membutuhkan kalian di sini.”

IMG_20160726_130801

Masalah. Masalah. Masalah. Kak Orizuka bener-bener dehh!!Kasian kan Audy:”)) Penggunaan sudut pandang orang pertama pelaku utama ini memudahkan kita untuk masuk ke ceritanya dan merasa jadi Audy sungguhan. Jadi Audy yang punya masalah kok aku yang kesel..

Oke jadi di novel ke 3 seri The Chronicles of Audy ini kehidupan Audy semakin rumit banget karena masalah datang tanpa henti. Dimulai dari perasaan Rex yang malah membuat Audy bersusah payah supaya terasa layak untuk Rex,Rafael yang dikeluarkan dari sekolahnya karena kelewat jenius, Rex yang diterima beasiswa di luar negeri dan Regan yang tiba-tiba dapat tawaran pekerjaan di luar kota. Oh 4R kenapa kalian selalu menyusahkan hidup Audy…. Tapi it’s okay itu malah buat novel ini berasa(manis, asem, asin, pahit) banget. Walaupun konfliknya terlihat nggak cukup besar tapi sangat berhasil membuat aku ingin terus nyelesain novel ini sampai akhir sambil melafal dalam hati jadi-ini-gimana-kelanjutannya- saking penasarannya.

Berbeda dengan novel sebelum-sebelumnya yang banyak menyuguhi adegan konyol yang membuatku banyak tertawa. Novel ini lebih banyak berisi kejadian serius. Meskipun begitu aku tetap sangat menikmatinya. Adegan favorit aku di novel ketiga ini cukup banyak. Pokoknya setiap interaksi Audy-Rex dan atau Audy-Romeo aku sukaaaaaaaaa. Meskipun Rex di novel ini lebih banyak ngeselinnya tapi tetap aja bagian Audy-Rex ini bagian yang aku tunggu-tunggu. Satu adegan yang bikin aku kesel banget yaitu saat Rex dengan entengnya bilang “Kamu belum ada di rencana masa depan aku” oke itu jahat banget. Lebih jahat dari perlakuan Rangga terhadap Cinta *eh. Tapiii akibat tindakan super duper nyebelin Rex terbitlah sikap malaikat Romeo. Dan itu manis banget. Romeo yang nungguin Audy nangis di depan kosannya. Romeo yang ngajak Audy Party Ronde untuk menumpaskan kegalauan Audy. Romeo yang anter Audy ke kosan. Tindakan kecil sihh tapi manis banget kalau menurut aku. Ngomong-ngomong, Kak Orizuka lewat Romeo buat aku ingin ke Jogja buat nyobain ronde. Hhhhh.

Dari paragraph di atas aku bisa memutuskan kalau Tokoh favorit di novel ke tiga seri Audy ini jatuh pada Rex dan Romeo! Jangan paksa aku untuk milih karena aku nggak bisa!! Walau Rex dingin dan keliatannya nggak peduli tapi aku jatuh cinta pada Rex dengan wangi papermintnya, Rex dengan kaus v-neck dan tulang selangkanya, Rex dengan senyum samarnya, dan Rex yang nggak punya pertanyaan lain selain “skripsi?” , Rex si anak ketiga yang selalu memunggungi Audy tiap masuk kamarnya. Rex yang katanya suka Audy tapi malah buat Audy kecewa dengan tindakannya.  Aku juga jatuh hati pada Romeo dengan banyak kekurangan dan sedikit kelebihannya haha. Romeo seorang gamer, hacker etc. Romeo yang memiliki banyak trauma. Romeo yang jadi idola Ibu-ibu. Romeo yang humoris dan selalu sukses hibur Audy. Oke itu cukup untuk menjelaskan kalau aku suka sekali dengan merekaaaaaa(dibaca panjang)!

Meski aku sangat menyukai Rex dan Romeo bukan berarti aku melupakan Regan dan Rafael. Mereka juga sosok yang tak kalah keren! Mengikuti kata-kata Regan yang kemudian ku sunting, Ingat! Rex dan Romeo hanya 2/4. Ada 2/4 lagi untuk melengkapi kisah ini menjadi 4/4!

Terakhir.. ini dia kutipan-kutipan yang berhasil aku dapatkan dari buku dengan garis pinggir ungu ini :

“Cinta membuat orang tergenius sekalipun menjadi gila, ingat? Jadi, dikira-kira saja apa yang bisa cinta lakukan terhadap orang simple sepertiku!” halaman 20

“Nggak ada yang nggak mungkin. Kamu hanya harus berusaha lebih keras lagi.” Halaman 28

“Keluarga saling membantu satu sama lain, kan?” halaman 103

“Mungkin kamu tidak akan pernah jadi seperti dia . tapi jangan biarkan itu jadi alasan…. Untuk berhenti berusaha.” Halaman 167

“Selama bareng aku, aku nggak akan membiarkan kamu stress.”

“Mas harus menghadapi kenyataan, kalau yang namanya hidup itu nggak stagnan. Seperti kata Heraclitus, perubahan adalah satu-satunya hal yang tetap. Sesuatu yang nggak bisa dihindari. Selamanya Mas nggak akan berkembang kalau terus-terusan hidup di zona nyaman.” Halaman 252

“Nggak ada salahnya berharap, selama disertai usaha yang konkret.” Halaman 256

“Nangis hanya untuk yang lemah” halaman 257

“Kamu hanya harus berhenti menganggap kamu nggak tertolong. Jangan meremehkan diri sendiri. Aku yakin kamu bisa.” Halaman 276

Oh ya hampir lupa, di penghujung novel ini ada pernyataan Romeo yang membuat aku shock dan ini berhasil membuat aku penasaran pakai sekali apa maksudnya. Ini artinya harus baca novel ke empat secepatnya. Siappp!

5 bintang buat TCoA 4/4 iniii. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan, ejaan, atau perkataan aku yang aku sampaikan dalam tulisan ini. Review ini aku tulis murni berdasarkan pendapatku sendiri. Terimakasih.

Regard,

Fridalia

[ Book Review ] The Chronicles of Audy : 21

[Diikutkan dalam kontes review Seri Audy oleh Penerbit Haru]

images

(sumber gambar : bukubukularis.com)

Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 21

Penulis                                                 : Orizuka

Editor                                                   : Tia Widiana

Cover desainer dan illustrator      : Bambang ‘Bambi’ Gunawan

Penerbit                                              : Penerbit Haru

ISBN                                                      : 602-774-237-2

Cetakan                                               : Cetakan kedua September 2014

Jumlah halaman                              : 308 halaman

*BLURB*

Hai. Namaku Audy.

Umurku masih 22 tahun.

Hidupku tadinya biasa-biasa saja

sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.

Aku sempat berhenti,

tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali.

Setelah member titel baru : “bagian dari keluarga”.

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,

pada suatu siang salah seorang dari mereka

Mengungkapkan perasaannya kepadaku

Aku tidak tahu harus bagaimana!

Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan

terjadi sesuatu yang tidak pernah

terpikirkan siapa pun.

Ini, adalah kronik dari kehidupanku

yang semakin ribet

Kronik dari seorang Audy.

 

Masih berkisah tentang kehidupan Audy dan 4R.

“Setelah Audy pergi kami langsung sadar kalau kehadiran Audy sangat penting bagi kami. Bukan sebagai pembantu ataupun babysitter tapi sebagai… bagian dari keluarga.”

Setelah sempat berhenti dan meninggalkan rumah 4R, akhirnya Audy kembali tinggal bersama mereka, bukan sebagai babysitter atau pembantu, melainkan ‘bagian dari sebuah keluarga’. Meskipun begitu, bukan berarti Audy terbebas dari segala tugas rumah tangga. Ia tetap harus mengerjakan segala sesuatu seperti sebelumnya : memasak, membereskan rumah, tak lupa mengantar jemput Rafael.

“Hidupku setelah ditembak praktisnya jadi tidak sama lagi. Aku jadi merasa canggung tiap kali berada seruangan dengannya. Belum lagi aku harus berakting seolah tidak terjadi apa-apa di depan saudara-saudaranya. Dan itu melelahkan.”

Audy merasa ia semakin dekat dan lebih mengenal masing-masing karakter dari 4R hingga suatu hari secara tiba-tiba, satu diantara 4R mengungkapkan perasaan suka kepadanya. Audy tak tahu harus bersikap apa karena takut itu hanyalah sebuah jebakan atau candaan. Sikap yang dulu biasa dilakukan R tersebut pun dianggap berlebihan oleh Audy dan akhirnya yang terjadi adalah ia bersikap salah tingkah dan malah terlihat bodoh di depan R tersebut. Audy tak pernah benar-benar mengerti apa yang harus ia lakukan hingga kesalahpahaman terjadi dan membuat perang dingin diantara keduanya.  Masalah bukan hanya disitu, Rafael yang kelewat cerdas membuat Audy harus mengeluarkan kemapuan ekstra untuk mengurusnya : mengajarkan sopan santun dan memperdengarkan lebih banyak lagu anak-anak. PR cukup besar untuk Audy.

“Kupikir hidupku sudah merupakan keajaiban tetapi apa yang terjadi kemarin adalah sesuatu yang benar-benar di luar jangkauan daya pikirku. ..Siuman setelah koma selama dua tahun lebih. Kenyataannya itu jauh lebih sulit dipercaya daripada ada miliaran galaksi di luar sana.”

Seakan semuanya belum rumit. Masalah datang lagi menghampiri Audy. Dengan keajaiban-Nya Seseorang dari masa lalu 4R kembali hadir di tengah-tengah mereka. Seseorang yang dulu pernah membuatnya sadar bahwa Ia tidak boleh berharap lebih pada Regan. Seseorang yang jauh sebelum Audy mengenal 4R  sudah hadir menjadi bagian dari kehidupan 4R.  Ia tahu seharusnya Ia bahagia menyambut seseorang yang sangat penting bagi 4R. Namun apakah Audy bisa bahagia disaat keajaiban itu justru membuat Ia harus pergi meninggalkan 4R?

“….Cuma aku yang terjebak dalam khayalan muluk menjadi ‘bagian dari keluarga’ sekelompok cowok-cowok lajang….. Pada akhirnya aku hanyalah orang asing”

IMG_20160726_130444

Sebagai sekuel novel The Chronicles of Audy 4R, novel The Chronicles of Audy 21 ini melakukan banyak pengembangan karakter tokoh sehingga membuat para pembaca bisa lebih mengenal karakter masing-masing tokoh. Regan satu-satunya tokoh yang menurutku paling jarang diceritakan. Mungkin banyak hanya saja sepertinya aku kurang menikmatinya entah mengapa. Yang mengejutkan justru datang dari Romeo dan Rex. Banyak kejadian yang membuat sisi gelap mereka tak terasa buruk lagi. Misalnya mengapa Romeo jarang keramas –ralat- mengapa Romeo keramas menggunakan sabun bayi dan memakai kaus kaki saat tidur. Mengapa Rex lebih memilih berada di kamar daripada menonton bola bersama ketiga saudaranya. Ternyata dibalik tingkah konyol Romeo dan sikap dingin Rex, ada sisi lemah mereka yang baru bisa dimengerti jika tahu alasannya. Rafael malah semakin menggemaskan. Yang paling diingat adalah saat beberapa kali kesempatan Rafael memeluk kaki Audy untuk alasan yang berbeda-beda. Itu… lucu sekaligus mengharukan.

Tapiiii yang paling tak disangka dari novel ini adalaahhh… pengakuan perasaan salah satu R kepada Audy? Sebenernya pasti udah pada tahu kan siapa R itu? Tapi takut kelewat spoiler bagi yang belum baca hehe. Oke ini bener-bener mengejutkan dan berhasil buat aku baper alias bawa perasaan. Entah kenapa sepertinya aku terlalu mendalami karakter Audy karena perlakuan R  yang tak seberapa itu juga berhasil membuatku degdegan dan cengengesan sendiri.  Meminjam istilah Missy-sahabat Audy- Aku langsung meng-ship mereka. Oleh karena itu dibagian akhir novel saat keajaiban sekaligus konflik datang aku merasa sakit dan takut kalau R akan berpindah perasaan lagi pada masa lalunya.

Kisah Audy dan salah satu R tersebut mendominasi di novel kedua ini dan aku tak keberatan sama sekali. Malah sangat menikmati. Bagian yang paling aku suka tentu saat pertama kali R ini mengungkapkan perasaan suka pada Audy. “Aku suka kamu” katanya. Aww. Selain kisah asmara Kejadian mengharukan juga tak luput didalamnya. Yang paling kuingat adalah saat Audy mengeramasi Romeo. Itu terdengar lucu sih tapi aku malah nangis saat membacanya karena kejadian itu membuat Romeo menceritakan masa lalunya saat Ibunya masih hidup. Cerita Romeo berhasil menghilangkan –sedikit- image jorok yang melekat dalam dirinya.  Rafael juga membuatku terharu saat Audy harus meninggalkan rumah 4R dengan gayanya sendiri Rafael membela Audy untuk tetap tinggal dengan alasan bagian dari keluarga.

Pepatah yang mengatakan “Don’t judge the book by it’s cover” dalam novel ini terbukti banget! Kamu juga harus membuka lembaran-lembaran selanjutnya untuk mengetahui isi buku tersebut. Buku yang covernya bagus belum tentu isinya juga bagus. Sebaliknya buku yang covernya biasa saja atau terkesan buruk malah mengandung isi yang baik. Aku bukan sedang membicarakan buku ini btw! Aku bicara soal 4R1A : Audy yang terlihat konyol tapi sangat peduli, Regan yang terlihat gagah namun memikul beban berat dibelakangnya. Romeo yang dibalik penampilan urakan terdapat sisi yang lembut didalamnya. Rex yang terlihat jutek tapi butuh perhatian dan Rafael yang walaupun masih kecil tapi bisa mudah memahami.

Berbicara tokoh, Tokoh favorit di novel ini yang pasti R yang menyatakan perasaan pada Audy. Caranya menyukai seseorang yang beda dari yang lain itu lho bikin greget jadinya ngga membuat novel ini membosankan dan malah membuat aku penasaran ingin terus mengikuti perkembangan kisah asmara mereka.

Pokoknya buat kamu yang sudah baca The Chronicles of Audy seri pertama jangan lupa untuk baca buku ini juga. Karena kamu bakal dapat banyak kejutan yang tidak kamu sangka-sangka sebelumnya. Selain itu banyak kutipan menarik yang aku suka dari novel ini. Di antaranya :

… Namun bukankah keluarga seperti itu? Bertengkar, lalu berbaikan, begitu seterusnya?” halaman 50

“… Kadang… walaupun ada hal-hal yang menurutmu benar, lebih baik kamu simpan di dalam hati. Atau sampaikan dengan cara yang lebih baik.” Halaman 84

“Lagi pula, keluarga nggak semestinya punya perasaan suka, dalah artian suka, suka, kan?” halaman 114

Apa salahnya berharap? Berharap bikin kita lebih bersemangat hidup, kan? Tentunya, sambil disertai usaha yang konkret,” halaman 144

Kadang aku mengharapkan suatu hal, walaupun di saat yang sama, aku berpikiran sebaliknya untuk menghindari rasa sakit yang mungkin timbul jika aku tidak mendapatkannya. seringnya, aku tetap akan merasa sakit tanpa mengetahui bagaimana rasanya jika aku berpikiran positif.” 156

“……Kamu adalah seseorang yang bisa membuktikan, kalau keluarga itu bukan hanya orang-orang yang dihubungkan dokumen. Kamu adalah orang yang dengan ikhlas melakukan hal-hal yang hanya bisa keluarga lakukan, dan itulah kenapa, kamu adalah bagian dari keluarga ini.” 283-284

“Love is the desire for perpetual possession of the good.” 293

Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa lebih hidup.” 294

Yap itulah review aku untuk novel kedua seri The Chronicles of Audy ini. Mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun hal lainnya. 4 dari 5 bintang untuk buku bernuansa biru ini yeay!

Regard

Fridalia

[Book Review] Novel The Chronicles of Audy : 4R

[Diikutkan dalam kontes review Seri Audy oleh Penerbit Haru]

18080500

(sumber gambar : resensi.ilarizky.com)

Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 4R

Penulis                                                 : Orizuka

Editor                                                   : Tia Widiana

Cover desainer dan illustrator        : Bambang ‘Bambi’ Gunawan

Penerbit                                                : Penerbit Haru

ISBN                                                      : 978-602-7742-21-5

Cetakan                                                 : Cetakan ketiga November 2013

Jumlah halaman                                  : 320 halaman

*BLURB*

Hai Namaku Audy

Umurku 22 tahun

Hidupku tadinya biasa-biasa saja,

Sampai kedua orangtuaku jatuh bangkrut karena ditipu

Aku hanya tinggal selangkah lagi menuju gelar sarjanaku,

Selangkah lagi

Tapi kedua orang tuaku rupanya tega merusak momen itu

Jadi sekarang disinilah aku berada

Di rumah aneh yang dihuni oleh 4 bersaudara yang sama anehnya

Regan, Romeo, Rex dan Rafael

Aku, yang awalnya berpikir akan bekerja sebagai babysitter

Dijebak oleh kontrak sepihak dan malah dijadikan pembantu

Terdengar klise?

Mungkin bagimu. Bagiku? Musibah!

Ini adalah kronik dari kehidupankui

Yang mendadak jadi ribet

Kronik dari seorang Audy

 

************

Audy merasa sangat bahagia. Setelah 4,5 tahun berkuliah akhirnya ia akan memulai menyusun skripsi sebagai langkah akhir sebelum akhirnya bisa lulus dan mendapat gelar sarjana. Namun kebahagiaannya ternyata tak berlangsung lama. Ia yang seharusnya hanya fokus terhadap skripsinya dipaksa harus memikirkan kelangsungan hidupnya di kota orang setelah kedua orang tuanya ditipu investasi bodong yang menghanguskan biaya kos dan kuliah Audy.

“…Dengan dada berdebar keras aku menghamparkan Koran itu di lantai lalu membacanya baik-baik. Inilah yang harus kulakukan. Aku harus mencari kerja di sini!”

Setelah berulang kali merutuki tindakan bodoh nan lugu orang tuanya, Audy memutuskan untuk mencari pekerjaan agar bisa bertahan hidup. Dan pilihannya jatuh pada iklan di pojok bawah halaman sebuah kolom iklan. Babysitter. Dengan berbekal pemikiran bahwa menjadi babysitter tidak membutuhkan keahlian apapun Audy mendatangi rumah yang membutuhkan jasa babysitter tersebut.

Disinilah kronik kehidupan Audy dimulai. Menjadi babysitter yang Ia fikir sebagai pemecahan masalah dalam hidupnya ternyata malah menimbulkan masalah baru. Audy yang -terbuai dengan gaji dibayar dimuka plus ketampanan sang pemilik rumah dengan cerbohnya menandatangani kontrak yang secara tidak langsung bukan menjadikan dia babysitter melainkan pembantu. Itu artinya selain menjadi pengasuh ia juga harus mengurus segala sesuatu keperluan rumah tangga termasuk beres-beres rumah memasak dan mencuci pakaian. Audy pun tak bisa berbuat apa-apa mengingat Ia sedang berurusan dengan seseorang yang bekerja di sebuah firma hukum. Itu tandanya ia bisa saja dijebloskan ke penjara kapanpun.

“… aku sudah bisa merangkum sifat masing-masing dalam satu kalimat. Regan, nama kode R1, adalah sosok yang nyaris sempurna, pekerja keras, tapi perhitungan. Romeo, R2, adalah sosok pemalas yang takut air, senang bermain, walaupun paling ramah. Rex, R3, adalah sosok terp[elajar yang seluruh hidupnya didekasikan untuk prestasi akademis tapi tertutup dan sensitive. Sedangkan Rafael si bungsu R4 adalah sosok balita gadungan yang memiliki semua sifat kakak-kakaknya…”

Lebih parahnya. 4R yang bisa dibilang majikannya itu bukan orang-orang biasa. Butuh keahlian khusus untuk melayani mereka. Regan, Si anak sulung merupakan sosok suami idaman. Ia bertanggung jawab tegas dan perhatian. Sifat inilah yang membuat Audy tak bisa tak kagum pada sosok Regan. Romeo Si-orang-yang-mandi-seminggu-sekali merupakan laki-laki yang walaupun ramah dan humoris ia sangat jorok sampai seringkali membuat Audy kesal akibat tindakannya itu. Rex si jenius,ralat, super duper jenius merupakan sosok yang sensitive. Ia terlalu dingin sampai terkesan jutek terhadap Audy. Rafael si bungsu yang abnormal. Dikatakan abnormal karena diusiannya yang baru 4,5 tahun bacaannya adalah majalah playboy. Ia juga mengetahui kepanjangan dari UNICEF dan ini membuat Audy berfikir mungkin IQ Rafael lebih tinggi daripada miliknya.

“Kata orang, cara paling ampuh untuk melupakan patah hati adalah dengan menemukan penggantinya.”

Tinggal bersama 4 orang lelaki menimbulkan benih-benih cinta pada salah satu diantaranya namun sebelum benih itu tumbuh lebih besar Audy harus menelan mentah-mentah perasaannya. Patah hati pun tak terhindarkan.  Meski begitu patah hati tak membuatnya berhenti bekerja di rumah 4R tersebut.  Banyak kejadian-kejadian yang terjadi hingga tanpa disadari dia ingin tinggal lebih lama dengan 4R bukan karena sebuah pekerjaan namun karena Ia telah benar-benar menyayangi mereka.

***

IMG_20160802_222643

Gagal Move On. Itulah yang aku alami saat ini. Sejak terbit pertama kali pada tahun 2013, Novel seri The Chronicles of Audy ini masih menjadi salah satu bacaan favorit aku. Meskipun sudah berulang kali membaca TCoA seri pertama ini aku tidak pernah sekalipun ngerasa bosan. Selalu mau menyelesaikan sampai akhir walaupun aku tahu ngga akan ada cerita yang berubah di dalamnya. Regan akan tetap menjadi Regan yang tegas dan bertanggungjawab. Romeo akan tetap menjadi Romeo yang humoris dan jorok. Rex akan tetap menjadi Rex yang jenius dan hidup teratur. Rafael akan tetap menjadi Rafael sang balita ajaib.

Bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami dan ide cerita yang menarik menjadi alasan aku tak pernah bosan membacanya. Kak Orizuka juga mampu mendeskripsikan baik tempat maupun karakter tokoh dengan baik sehingga aku sebagai pembaca benar-benar bisa membayangkan dan merasakan cerita dalam novel ini. Seperti misalnya pendeskripsian letak ruangan-ruangan rumah 4R.  Juga saat menggambarkan tokoh Rex yang menggunakan kaus V-neck dan berbau peppermint. Atau saat menggambarkan Regan melepaskan jasnya dan menggulung lengan kemejanya. Kak Orizuka juga menambah pengetahuanku lewat Rex yang dengan lancarnya menjelaskan berbagai manfaat sayuran seperti brokoli.

Meskipun novel ini lebih banyak berisi kisah humor yang seringkali membuat kita tertawa akibat dialog dan adegan-adegan tokoh. Novel ini juga mengisahkan beberapa bagian melankolis yang sukses membuat aku mengeluarkan air mata alias nangis. Misalnya saat Rafael lomba story telling tapi tak ada satu pun kakanya yang datang. Sakit rasanya membayangkan Rafael yang tersenyum saat naik panggung tapi senyumnya hilang seketika saat tak melihat satupun kakanya hadir. Juga saat ziarah ke orang tua mereka dan saat 2 orang dari 4R masuk rumah sakit. Meskipun terlihat biasa tapi adegan-adegan tersebut sukses membuatku sesak.

Di antara semua tokoh yang ada dalam novel pertama seri The Chronicles of Audy ini aku jatuh cinta pada sosok Romeo dengan segala tingkah konyolnya. Entah kenapa meskipun ia terlihat malas dan jorok bagiku Romeo juga sosok yang perhatian dan bertanggungjawab sebagai seorang Kakak (lupakan bagian pengenalan majalah playboy untuk Rafael) setidaknya ia sering menemani Rafael. Romeo juga sosok yang paling terbuka dan Ramah terhadap Audy. Aku paling suka saat Romeo mengusap puncak kepala Audy di beberapa adegan. Ah manisnyaaa.

Buku ini paket komplit dari sebuah novel. Keluarga. Cinta. Humor. Melankolis. Semuanya ada. Bahagia. Sedih. Kesal. Kecewa. Semuanya terasa. Aku tak menemukan kekurangan selain 1 kali typo atau kesalahan dalam pengetikan yaitu kata ‘jali’ yang seharusnya diketik jadi pada halaman 210 di baris awal. Selebihnya it’s totally almost perfect.

Ada beberapa kutipan dari buku ini yang aku suka dan tanpa aku sadari semuanya berada dalam satu tema : cinta.

Oke, jadi aku Cuma satu dari sekian juta kupu-kupu bego yang sempat tertarik untuk menclok di bunga mawar karena harumnya yang menggoda tanpa mengetahui kalau di balik kelopaknya, sudah ada kupu-kupu cantik yang sedang tertidur panjang.” Hal 206

“Salahku. Harusnya aku tidak pernah berharap” hal 210

Kata orang, cara paling ampuh untuk melupakan patah hati adalah dengan menemukan penggantinya.” Hal 199

Pesan yang aku dapat dari novel The Chronicles of Audy 4R ini yaitu setiap orang memiliki karakter masing-masing. Kita tidak bisa memaksakan karakter seseorang sesuai yang kita inginkan. Dan janganlah memandang seseorang dengan sebelah mata, jangan memandang dari satu sudut saja melainkan dari berbagai sudut. Disitulah kamu akan menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Well, seperti yang aku katakan sebelumnya novel ini paket komplit. So, aku tidak segan memberikan 5 bintang untuk seri pertama The Chronicles of Audy ini. Aku sangat-sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca siapa saja baik remaja maupun ibu-ibu. Baik laki-laki maupun perempuan. Jangan menyesal kalau nanti kamu ketagihan ingin mengetahui terus kelanjutan kisah 4R1A ini yap!

Regard,

Fridaliash

Melepaskan (cerpen)

Sudah 4 tahun berlalu, aku masih menunggunya. Menunggu kehadiran seseorang yang 4 tahun lalu merantau meninggalkan kampung halaman, pergi menuju pondok pesantren guna menuntut ilmu dan memperbaiki akhlaknya. 4 tahun lalu, aku tahu suatu perasaan telah tumbuh di hati kami masing-masing. Tapi sebagai seorang muslim, kami berusaha menjaganya.

“Tak perlu terucap, Ukhti pasti mengerti perasaan saya, Insyaallah saya akan menjaganya untuk ukhti, dan jika kita berjodoh Allah tentu akan mempersatukan kita. Sampai jumpa 4 tahun mendatang ukhti”

Ada air yang berlinang disudut mata kala teringat ucapannya, itulah ucapan terakhirnya sebelum ia pergi ke pondok. Kini 4 tahun telah berlalu, tapi mengapa belum juga berjumpa?

Ridwan namanya. Seorang pemuda yang telah ku kenal sejak kami berseragam putih biru. Bertemu di tempat menuntut ilmu yang sama. Keaktifan dalam organisasi yang sama membuat intensitas pertemuan kita menjadi sering, otomastis juga membuat kita cukup dekat. Aku mengagumi pemuda yang taat beribadah ini, dan seperti yang ia katakan, meski tak terucap aku tahu perasaan itu juga tumbuh di hatinya.

6 tahun kedekatan kami, tiba-tiba jarak harus memisahkan. Setelah lulus SMA, ia memutuskan untuk mondok ditempat yang jauh dari tempat kami tinggal. Aku tak akan melihatnya lagi untuk waktu yang sangat lama.

Ada kesakitan sekaligus kelegaan saat Ia pergi. Aku sakit saat tak bisa lagi berjumpa, tapi dari ucapan terakhirnya aku lega karena dia akan menjaga perasaannya untukku. Dan  tentu aku senantiasa menunggunya kembali.

4 tahun berlalu. Tapi mengapa belum juga berjumpa? Aku rindu ingin berjumpa.

Di lain tempat

“Assalamu’alaikum, Ustad. Memanggil saya?” Ucap seorang permuda pada lelaki tua yang dia ketahui sebagai gurunya.

“Wa’alaikumsalam, Ridwan. Silahkan duduk nak” jawab Sang Guru.

Pemuda itu kemudian duduk sambil menebak-nebak apa yang akan dibicarakan.

“Begini Rid, ketahuilah disamping sebagai muslim yang taat, kau adalah murid yang teladan, pandai, dan jujur kau salah satu murid kebanggaanku. Santri  terbaik di pondok ini”

Ridwan hanya mengangguk, sambil terus menebak arah pembicaraan ini.

“Oleh karena itu, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu,Nak.”

“Maksud Ustad?”

“Sahabatku Ustad Ibrahim memiliki putri yang cantik, pandai, hafalannya sudah 20 juz, dan insya Allah aqidan dan fiqihnya sudah mapan. Sebagai sahabat, saya tentu ingin memberikan yang terbaik untuk sahabat saya, apakah nak Ridwan bersedia menikahi putrinya?”

Ridwan terlalu terkejut menerima percakapan ini, hingga tak tau harus berkata apa.

“Tentu saya telah menimbang mengapa memilih Ridwan, ustad tidak mungkin memilih sembarang orang untuk dinikahkan dengan putri sahabat sendiri. Ridwanlah yang memenuhi kriteria untuk menjadi calon imamnya. Ustad harap Ridwan bersedia”

Sepanjang malam itu, Ridwan habiskan dengan berfikir. Apakah keputusan yang di ambilnya tepat? Atau akankah ia menyesal?

Sore tadi, saat Sang Guru menanyakan kesediaannya untuk mengkhitbah putri dari sahabat sang guru,Ia bimbang luar biasa. Ia bukannya tak mau menikahi putri sahabat sang guru, terlebih dia juga anak ustad, namun gadis yang 4 tahun lalu ia tinggalkan sementara juga tak bisa ia tinggalkan selamanya. Ada janji yang meski tak terucap harus ia tepati. Tapi bagaimana cara menolak permintaan sang guru ini? Apakah sopan? Apakah akan berpengaruh pada ilmu yang telah ia dapatkan selama ini?

Akhirnya dalam waktu 30 menit ia berhasil mengambil keputusan. Ia telah menentukan pilihan antara Sang Guru dan janjinya di masa lalu. Ia tak tahu apakah ini benar atau salah? Baik atau buruk?

Tiba-tiba muncul lagi bayangan seorang gadis yang 4 tahun lalu, ia tinggalkan. Seorang gadis yang untuk pertama kalinya membuat hatinya berdesir. Pertanyaan tiba-tiba muncul dikepalanya. “Apakah ia masih menungguku?”

Aku masih menunggumu, kapan kamu pulang?

Aku bertanya-tanya tentang kedatangannya setiap hari, berharap akan cepat terjawab. Namun nyatanya belum ada jawaban yang tepat untukku. Aku masih harus menunggu lagi. Tapi sampai kapan aku harus menunggu?

“Assalamu’alaikum,Adinda”Tiba-tiba terdengar suara dari luar. itu Sarah, sahabatku sejak pertama kali kepindahannya ke desa ini 2 tahun lalu.

“Wa’alaikumsalam,Sarah. Ada apa gerangan datang-datang sambil tersenyum begitu?” tanyaku begitu pintu terbuka. Kaget melihat wajahanya yang kepalang ceria.

“Ajaklah aku duduk dulu” ucapnya, kemudian aku mengajaknya duduk.

“Jadi, ada apa?”

“Adinda, semalam tadi aku telah dikhitbah.” Ucap Sarah memulai cerita. Senyum tersungging dibibirnya, tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.

“Alhamdulillah.. pria manakah yang beruntung itu?” aku bertanya antusias.

“Hehe, Alhamdulillah. Dia murid dari sahabat Abi,Dind”

“Oh ya? Lalu bagaimana dia? Apakah kamu sempat bertemu?”

“Aku sempat bertemu setelah Abi menerimanya aku diizizkan keluar, aku tak berbicara dengannya. Tapi dari yang ku perhatikan, dia Orangnya sopan, dan agamanya tak perlu diragukan lagi. Aku merinding saat dia membaca ayat suci al-qur’an. Sungguh indah. Astagfirullahal’adzim”

“Jadi dia Santri? Dari pondok mana?” tanyaku tak sabar

“Iya. Pondok Pesantren Al-Insani. Didikannya Ust. Arifin. Kamu tahu kan din?”

Itu kan pesantrennya Ridwan. Jelas aku tahu. Aku mengangguk.

“Kalau boleh tahu siapa namanya?”

“Ridwan.”

Demi mendengar nama itu. Tubuhku seketika lemas, pendengaranku tak berfungsi secara normal. Apa ini? Aku mencoba menenangkan diri, ini pasti bukan Ridwan yang sama, nama Ridwan kan di dunia ini banyak sekali, namun sebelum berhasil, ucapan Sarah selanjutnya melumpuhkan sel-sel ditubuhku.

“Oh ya, aku baru ingat. Katanya dia dulu tinggal di daerah sini, mungkin kamu kenal din?”

Kenal? Bukan hanya sekedar kenal. Dia telah mengkristal dalam hati dan otakku. Dialah pemuda yang selama ini aku tunggu.

Aku bergeming. Tak mampu menjawab.

“Din?”

“Eh? Oh aku hanya sekedar tahu. Tak kenal” ucapku bohong. Sarah mengangguk, tak menunggu penjelasan lebih lanjut.

“Lalu, kapan kamu akan menikah?” kenapa mulut ini? Telingaku tak ingin mendengarjawabannya. Sungguh.

“Insyaallah ahad malam pertama bulan mulud depan din” sakit.

“Alhamdulillah.. aku ikut senang dindd” itu dusta.

“Kamu pasti dateng kan Dinda? Kamu mau kan menyaksikannya?”

Bagaimana mungkin aku bisa datang dengan hati yang tercabik-cabik? Bagaimana mungkin aku akan menyaksikan sesuatu yang akan melumpuhkanku?

“Insyaallah aku siap hadir” lagi-lagi mulut ini berdusta.

Mendengar jawabanku, Sarah senang luar biasa, Ia kemudian memelukku tanpa kata. Sedangkan aku menangis dalam hati.

Inilah akhir dari penantianku selama 4 tahun. Ternyata Engkau tak pernah benar-benar menjaga perasaanmu. Dan itu membuat penantianku sia-sia.

Air mataku telah habis dan kering, tapi hatiku masih terluka. Cabikannya masih terasa amat sakit. Kapan ini akan berakhir?

Esok adalah hari pernikahan 2 orang yang sangat aku cintai. Bagaimana mungkin sekarang aku malah terdampar tak berdaya seperti ini? dikala sahabat lain berperan penting menemani sahabatnya, aku malah duduk lesu disudut kamar. Menangisi kenyataan pahit ini.

Ya Allah, hamba percaya takdirmu sangat indah meliputi apapun. Termasuk tentang kenyataan pahit ini, hamba percaya pelangi telah menunggu hadir setelah perginya hujan ini. maka izinkanlah hamba ikhlas dan senantiasa bersabar.

“Dind, aku deg degan” ucap Sarah. Hari ini adalah hari ‘H’. Hari pernikahan Sarah dan Ridwan. Tak perlu tanya bagaimana perasaanku. Karena aku tak mampu menjelaskannya. Topeng ini terlalu hebat untuk menutupi segalanya.

“Istigfar. Tenangkan diri kamu. Semuanya akan baik-baik saja” jawabku menenangkan.

“Saya terima nikahnya, Puti bapak Siti Sarah Ibrahim binti Bapak Ibrahim dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai”

Itu suara Ridwan. Sungguh. Itu sungguh Ridwan-ku. Demi mendengarnya, air mataku tak bisa bersembunyi. Dengan sendirinya ia keluar menelusuri pipiku. Aku terisak hebat.

“Kamu nangis? Kamu kenapa din” Ternyata Sarah menyadarinya.

“Aku.. aku.. terharu rah, aku bahagia karenamu” tangisanku semakin pecah setelah mengucapkan kalimat itu. Sarah kemudian memelukku.

“Selamat ya Rah”

“Makasih Adinda, sebentar lagi kamu pasti menyusul. Tak usah khawatirkan itu”

“Sarah, mari kita keluar. Akadnya telah diucapkan” ucap Ibu Salamah, Ibunda Sarah. Sarah melepaskan pelukanku kemudian menghampiri Ibundanya setelah sebelumnya menatapku, terlihat wajah tegang sekaligus bahagia.

Diam-diam aku mengikutinya dari belakang, aku tahu aku bodoh, akan sakit jika melihatnya. Namun tubuhku bergerak sendiri, mataku juga dengan refleks mengikuti setiap gerakan sarah menuju…. Itu Ridwan. Sungguh itu Ridwan. Sekarang, aku tak lagi menghiraukan pergerakan sarah, mataku terus tertuju pada Ridwan. Hingga aku tak menyadari dia juga sedang menatapku yang tepat berada dibelakang Sarah. Wajahnya tampak terkejut, dan tubuhnya seketika kaku, sama seperti tubuhku. Untuk beberapa detik kami saling tatap, hingga aku tak mampu menahan bendungan di mataku. Tangisku pecah, seketika aku bergerak menjauhi tempat itu, tak mampu menghadapi kenyataan ini.

Ridwan P.O.V

Aku tak pernah menyangka akan bertemu dengannya lagi. Adinda Humaira. Sang cinta pertamaku. Dia masih tampak cantik seperti 4 tahun yang lalu. Semakin cantik malah. Astagfirullah..

Normalnya, aku akan bahagia melihatnya. aku akan bahagia untuk senyum yang tersungging di wajahnya. Aku akan bahagia untuk kesetiannya menungguku. Tapi nyatanya, tak ada kebahagiaan itu, yang ada rasa sakit yang ku ciptakan sendiri.

“Abang sedang memikirkan apa?”

Inilah aku sekarang. Seorang suami dari istri pilihan sang guru. Sarah Ibrahim, bukan Adinda Humaira, perempuan yang 4 tahun lalu ku janjikan sebuah kedatangan. Janji yang kini tak ku tepati.

Maafkan aku,Adinda. Aku tahu sebuah penyesalan tak akan merubah apapun. Jadi aku tak akan menyesal. Aku hanya akan berdo’a untuk kebahagiaanmu.

Inilah akhir dari penantian panjangku. Aku sungguh menginginkan sebuah cerita yang happy ending. Namun kita sebagai tokoh bisa apa apabila Allah, sang penulis skenario menuliskan ending yang tragis seperti ini.

Tak ada yang bisa aku lakukan untuk mengubah cerita ini. jadi aku akan meneriamanya. Aku akan tulus menerima kalau kini kau telah menjadi suami orang yang tak lain sahabatku sendiri. Aku bahagia untukmu. Sungguh.

Ini ending dari penantianku. Inilah ending dari cinta sejatiku, karena bagiku cinta sejati adalah  adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya.

 

Manfaat Air Mata

airmata

Dalam hidup, tak akan hanya ada canda dan tawa, tapi juga kesedihan yang disertai air mata.

Wanita dianggap lebih mudah menangis, mungkin saja benar. Rata-rata, wanita menangis sebanyak 47 kali dalam setahun sedangkan pria menangis hanya 7 kali setahun. Hal ini bukan hanya karena perempuan dianggap lebih emosional, lebih lemah dibandingkan pria, dari fakta medis diketahui bahwa saluran air mata pada laki-laki memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada wanita. Sedangkan pada bayi, durasi normal menangis mereka antara 1 – 3 jam sehari.

Sebagian orang berpendapat menangis tak akan merubah apapun, namun faktanya air mata yang kita keluarkan saat menangis memiliki banyak manfaat untuk psikis maupun tubuh kita.

Dengan menangis, perasaan seseorang bisa menjadi lebih lega. Sebanyak 85% wanita dan 73% pria mengakui bahwa rasa marah dan kesedihan akan berkurang setelah menangis. Hal ini dikarenakan Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Setelah itu, mood seseorang akan terangkat kembali karena Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan“prolactin.” Sehingga dapat membuat perasaan stres berkurang. Hal ini tentu saja sangat baik untuk kesehatan, karena stres bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan seseorang. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

Air mata tidak hanya diproduksi oleh perasaan emosional saja, Air mata juga berfungsi untuk membersihkan dan melumasi mata, cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur. Karena dengan menangis mata kita akan dibasahi oleh airmata tersebut yang mengandung beberapa zat yang berguna.

Membunuh bakteri juga merupakan fungsi dari air mata. Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

Nah, banyak sekali bukan manfaat dari air mata. Tuhan memang menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya,itulah keagungan Tuhan yang tak tertandingi dibandingan dengan apapun itu…

Maka, jangan malu lagi untuk menangis “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Q.S Al-Insyiraah ayat 5-6

sumber gambar :

https://www.google.com/search?q=air+mata&client=firefox-a&rls=org.

Resensi Novel : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah karya Tere Liye

RESENSI NOVEL KAU, AKU dan SEPUCUK ANGPAU MERAH

13414402

Judul : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah

Pengarang       : Tere Liye

Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit   : 2012

Tebal buku      : 507 halaman

Harga buku     : Rp. 72.000,-

Kepengarangan :

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah adalah satu dari sekian banyak novel mengangumkan karya penulis Tere Liye. Tere Liye merupakan nama pena dari seorang Lelaki bernama Darwis. Berbeda dengan penulis lain yang biasanya memasang riawayat hidup dan kontak di bagian akhir novel, Tere Liye enggan memunculkannya. Meskipun kini Ia telah menciptakan banyak karya yang di kagumi banyak orang, Ia menutupi dan menghindari kehidupan pribadinya. Kalau penulis lain menerima bedah buku, workshop atau kegiatan lain. Tere Liye tidak. Mungkin ia hanya berusaha memberikan karya terbaik yang tulus dan sederhana.

Sinopsis :

Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, dimana tokoh ‘Aku’ dalam novel ini bernama Borno. Borno kecil dikenal sebagai anak yang pandai dan kritis, pernah pada suatu hari Ia yang tinggal di tepian Sungai Kapuas sibuk memikirkan dan bertanya pada orang-orang : “Jika Kita buang air besar di hulu Kapuas, kira-kira berapa hari kotoran itu akan tiba di muara sungai, melintas di depan rumah papan Kami?” tetapi tak ada jawaban yang membuat Borno puas.

Usia 12 tahun, Borno harus menerima kenyataan pahit. Seseorang yang menjadi Imam untuknya meninggalkannya. Bapak Borno yang bekerja sebagai nelayan tersengat ubur-ubur setelah sebelumnya terjatuh dari Kapal. Borno sesak, bukan karena kepergian Bapaknya yang tiba-tiba, namun karena keputusan Bapaknya yang menyetujui mendonorkan jantungnya sebelum tubuhnya benar-benar tak berdaya. Saat itu Borno tak tahu, apakah sengatan ubur-ubur atau pisau bedah dokterlah yang membuat Bapaknya pergi.

Borno kemudian tumbuh menjadi pemuda yang bertanggung jawab. Setelah lulus SMA, Ia berusaha mencari pekerjaan. Dimulai bekerja di pabrik Karet, lalu bekerja di dermaga feri. Namun saat bekerja di dermaga feri, ia mendapat perlawanan dari Bang Togar, sodaranya sekaligus Ketua PPSKT (Paguyuban Pengemudi Sepit Kapuas Tercinta). Bang Togar dan para pengemudi sepit menganggap Borno berkhianat karena bekerja di dermaga feri, dimana kapal feri adalah kendaraan yang sangat dibenci oleh Bang Togar dan para pengemudi sepit karena dapat mengurangi penghasilan mereka. Akibat pertentangan itu, Bang Togar tidak memperbolehkan para pengemudi sepit mengantarkan Borno kemana pun, padahal untuk ke dermaga feri, Borno harus menaiki sepit. Akhirnya, karena ulah Bang Togar itulah, Borno berhenti bekerja di dermaga feri. Kemudian setelah melakukan pembicaraan dengan Pak Tua dan Ibunya, Borno yang awalnya tak mau, akhirnya memutuskan untuk bekerja menjadi pengemudi sepit.

Menjadi pengemudi sepit ternyata tidaklah mudah, Borno harus belajar terlebih dahulu sebelum Ia benar-benar siap mengemudikan sepit. Di hari pertama Ia mengemudikan sepit, saat orang-orang belum mempercayainya, seorang gadis berbaju kuning dengan payung merahnya duduk dengan tenang di bangku paling depan sepitnya, melihat itu, orang-orang baru kemudian berani menaiki sepit Borno.

Seperti biasanya, sebelum turun dari sepit, para pengemudi menyimpan uang di dasar sepit sebagai bayarannya, namun saat itu bukan hanya uang saja yang ia dapat, tetapi sebuah amplop merah yang ia temukan di bangku paling depan. Borno itu adalah benda gadis berpayung merah yang tidak sengaja tertinggal di sepitnya, karena ia ingat betul gadis itulah yang duduk di paling depan sepitnya. Dari sinilah cerita cinta Borno dimulai.

Hari selanjutnya, Borno menunggu gadis itu kembali untuk mengembalikan amplop merah yang tertinggal,ia yakin amplop itu penting bagi si pemiliknya. Menjelang siang hari ia melihat gadis itu menaiki boat putih, tanpa berfikir panjang Borno mengejarnya, namun saat sepitnya hampir saja menyusul boat yang ditumpangi gadis yang dicarinya, sepit Borno kehabisan solar. Akhirnya, setelah Borno mengisi solar, dengan gontai Borno kembali ke dermaga sepit.

Tanpa di sangka, sesampainya di dermaga Borno melihat boat putih tadi tertambat anggun di tepi dermaga. Tahu begitu, Borno tak akan mengejarnya sampai kehabisan solar. Kemudian Borno menyadari sesuatu. Dermaga ini ramai, Borno melihat semua pengemudi sepit tertawa sambil memegang amplop berwarna merah yang ia sadari itu amplop yang sama dengan amplop yang ia yakini barang si gadis yang tertinggal di sepitnya. Saat otaknya berfikir, tiba-tiba gadis yang yang tadi dicarinya bertanya Apakah borno sudah menerima angpau darinya? Borno tidak menjawab, tapi karena Ia memegang amplop merah yang tertinggal, gadis itu berfikir, borno telah menerima angpau darinya. Disitulah ia sadar, bahwa itu bukan amplop penting yang tertinggal melainkan hanyalah sebuah angpau. Kemudian, tanpa berniat membukanya, ia memasukan kembali amplop merah itu ke dalam saku kemejanya.

Pertemuan pertama dengan gadis yang Borno sebut dengan si sendu menawan itu ternyata berpengaruh besar bagi Borno, entah mengapa setiap harinya Borno memikirkannya. Borno yang selalu meperhatikan gadis itu sampai hafal jadwal si gadis sampai di dermaga, maka agar gadis itu menaiki sepitnya, Borno menyimpulkan ia harus mengantri di antrian no 13. Benar saja,gadis itu selalu saja menaiki sepitnya.

Suatu hari, Borno yang belum mengetahui nama si gadis itu berniat untuk menanyakan namanya, supaya tidak terkesan sok kenal, Borno memulai pembicaraan dengan lelucon nama orang. Saat itu, Borno menertawakan nama orang yang berasal dari nama-nama bulan, si gadis hanya tersenyum simpul menanggapinya. Saat akan turun dari sepit, si gadis menyebutkan nama yang membuat Borno terkejut. Mei. Seketika Borno merasa malu dan bersalah.

Sejak mengetahui nama gadis itu, dan melupakan kejadian yang memalukannya, Borno mulai berani menyapa dan mendekati Mei, bahkan Ia sempat mengajari Mei menarik sepit. namun, sebelum Ia berhasil mengajari Mei sepit untuk kedua kalinya sesuai janjinya, Borno harus rela ditinggalkan Mei. Mei harus kembali ke tempat tinggalnya di Surabaya, karena tugasnya di Pontianak sudah selesai. Mengetahui itu, Borno sangat kecewa.

Semenjak kepergian Mei, Borno merasa hidupnya ada yang kurang, entah apa itu. Borno menjadi tak semangat. Tak ada lagi antrean nomer 13. Borno merindukan Mei.

6 bulan kepergian Mei, Pak Tua, kerabat Borno jatuh sakit dan harus melakukan terapi di Surabaya. Mendengar kabar itu, Borno tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia bersedia menemani Pak Tua terapi, tentunya dengan tujuan yang lain, yaitu bertemu dengan Mei.

Ternyata nasib berpihak baik pada Borno. Di hari kedua pengobatan Pak Tua, takdir mempertemukannya dengan Mei melalui jalan yang tak terduga. Mei lalu mengajak Borno dan Pak Tua jalan-jalan di Kota Surabaya. Malam harinya, setelah Pak Tua terlebih dulu kembali ke penginapan, Borno mengantar Mei pulang ke rumahnya. Disana, Borno bertemu dengan Ayah Mei. Malam itu, dihari pertemuan pertama dengan Papa Mei. Secara terang-terangan Papa Mei memperlihatkan ketidak sukaannya pada Borno, dan itu membuat Borno gelisah.

Kegelisahan Borno tidak berhenti sampai malam itu, bahkan setelah kembali ke Pontianak Borno masih gelisah memikirkan apa yang telah ia perbuat sampai-sampai Papa Mei tidak menyukainya. Kegelisahan itu berdampak pada kinerja kerja Borno. Borno menjadi kurang bersemangat untuk menarik sepit,juga bekerja dibengkel Andi, ditambah kerinduannya pada Mei. Borno rindu melihat Mei duduk disepitnya, Borno rindu antrean no 13. Borno rindu segala sesuatu tentang Mei.

Kerinduan itu akhirnya terbayar ketika suatu hari Mei kembali ke Pontianak, kembali duduk di sepitnya, dan kembali membuat Borno merasa sangat bahagia.

Di sisi lain, terlepas dari urusan asmara, Borno yang juga bekerja di bengkel Papa Andi,sahabatnya harus menelan pil pahit kehidupan. Ia yang berkongsi dengan Papa Andi ditipu oleh orang yang mengaku pemilik bengkel. Akibatnya Borno harus menjual sepitnya untuk membuka bengkel baru dan berhenti menarik sepit.

Semenjak Borno membuka bengkel, Mei sering mengunjungi Borno. Mereka semakin dekat. Borno bahagia akan hal itu. Sayang, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja Mei meminta Borno menjauhinya, Ia sama sekali tak ingin bertemu Borno tanpa alasan. Borno berusaha mencari penjelasan dari Mei,tapi Borno malah bertemu dengan Papa Mei untuk kedua kalinya. Dan untuk kedua kalinya juga Papa Mei meminta Borno untuk tidak mendekati Mei.

Ketika Mei mendadak menjauhinya, muncullah gadis lain dihidupnya : Sarah, sang dokter gigi yang ceria. Kehadiran Sarah mau tak mau mengusik kehidupannya. Namun, Sarah yang begitu cemerlang juga tak mampu menggantikan Mei dihati Borno.

Borno masih saja berusaha menemui Mei, walaupun Mei tak ingin sedikit pun menemui Borno. akhirnya Borno hanya bisa berkomunikasi dengan Mei menggunakan surat melalui perantara Bibi, meskipun Mei jarang sekali membalasnya. Suatu ketika, Saat Final lomba sepit, tiba-tiba saja Bibi memberikan surat dari Mei yang isinya membuat hati Borno kecewa : Mei kembali ke Surabaya.

Mei menghilang dari hidup Borno untuk kesekian kalinya. Tapi cerita Borno masih berlanjut, Borno memang kehilangan Mei, tapi demi Mei juga, Borno mencoba ikhlas, Borno berusaha menjadi bujang dengan hati yang paling lurus ditepian sungai Kapuas, seperti keinginan Mei di surat terakhirnya.

6 bulan berlalu, 1 tahun terlewati. Rahasia akhirnya terungkap. Sepulang dari liburannya ke Negeri sebrang, Borno mendapat kabar kalau Mei sakit keras di Surabaya. Sebelum menyusul Mei ke Surabaya, Bibi meminta Borno untuk membaca amplop merah yang ditemukan Borno aat pertemua pertamanya dengan Mei dulu. Disitulah rahasia terungkap. Amplop itu bukan sekedar amplop biasa, apalagi angpau. Amplop itulah yang ternyata menyimpan teka-teki mengapa Mei menjauhinya, juga alasan alasan Papa Mei meminta Borno untuk tidak mendekati Mei.Semua misteri itu terungkap jelas di amplop merah itu.

Kelebihan :

Novel ini menceritakan Kisah Cinta sederhana yang diceritakan dengan penuh perjuangan dan kejutan. Jalan cerita tidak mudah ditebak, sehingga membuat pembaca ingin terus menerus membaca kelanjutannya. Tere Liye berhasil memainkan perasaan para pembaca melalui perasaan tokoh utama yang dengan cepat dibuat berubah.

Yang menarik dari novel ini yaitu, adanya misteri yang disajikan. Mulai dari, amplop merah, ketidak sukaannya Papa Mei, dan menjauhnya Mei dari kehidupan Borno. misteri itu disajikan dengan menarik, sehingga membuat pembaca penasaran.

Setting tempat yang di ambil sangat menarik. Untuk orang awam seperti saya, ini menambah Ilmu pengetahuan saya tentang keadaan kota Pontianak.

Selain itu, dalam novel ini terdapat kutipan-kutipan yang menarik, seperti contohnya : “… terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik dating, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan.” ( halaman 210 )

“Kau lupa,Borno. kalau hati kau sedang banyak pikiran,gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya tambah kau abaikan. Nah, itulah tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan lebih ringan.” (halaman 258)

“Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal yang menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan.”

“Cinta sejati selalu menemukan jalan,Borno. ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalaah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya..” (halaman 194)

“Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.” (halaman 428)

Kekurangan :

Ending dalam novel ini jelas, bahagia. Hanya saja ada bagian yang menggantung. Dimana diceritakan Papa Mei yang melarang hubungan putrinya dengan Borno, tetapi di akhir cerita tidak diceritakan secara jelas apakah Papa Mei sudah merestui, atau masih menentang.

Terlepas dari fisik buku yang terlihat tebal, Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik untuk dibaca. Bertemakan perjuangan cinta membuat saya yakin semua orang tertarik untuk membacanya. Sama seperti saya, semua orang yang membaca pasti ingin terus menerus membaca dan tidak ingin menutupnya sebelum cerita berakhir.

 

Sumber Gambar :

http://akusimaya.blogspot.com/2012/02/novel-kau-aku-dan-sepucuk-angpao-merah.html

http://acemilki.blogspot.com/2012/03/kau-aku-dan-sepucuk-angpau-merah.html

Perbedaan bukan Halangan (cerpen)

6a014e8ad8fe26970d01910373a83c970c-320wi

Saat sebuah rasa terlarang itu hadir?

Apa yang harus ku lakukan?

Haruskah bertahan?

Atau menyerah?

Mario mengetuk-ngetukan ujung sepatunya pada lantai didepan sebuah kelas, ia sudah bosan menunggu. Seharusnya sejak 30 menit yang lalu, ia menemukan sosok yang dicarinya, namun sampai saat ini juga ia bahkan tak melihat ujung hidungnya pun. Atau dia salah kelas? Ah tidak,Mario sudah sering melihat sosok yang dicarinya keluar dari ruangan itu. Penasaran, ia mengintip ke dalam ruangan itu, matanya menyusuri satu demi satu orang yang berada dalam ruangan itu, dan nihil. Tak ada sosok yang dicarinya. Mungkin ia tak masuk hari ini, pikir Mario. Ia berlalu dari kelas itu dan memutuskan untuk menjumpainya esok hari, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok yang dicarinya sedang duduk manis ditemani sebuah buku dibawah sebuah pohon yang rindang

Mario berjalan mendekati sasarannya. Alyssa-si sasaran- mendengar derap langkah seseorang, menyadari seseorang tengah menuju tempatnya, ia berniat menjauh dari tempat itu, terlebih yang menuju tempatnya seorang lelaki, lawan jenisnya.

“eh tunggu” Mario berusaha menghentikan langkah Alyssa, namun Alyssa bergeming,

“Hey Alyssa” ucap Mario dengan canggung “Aku cuman mau mengembalikan ini” lanjutnya.

Alyssa membalik, ia melihat seorang lelaki yang tak dikenalnya itu memegang sebuah benda yang sejak kemarin dicarinya. Dompet miliknya. Melihat itu, Alyssa putuskan mendekat.

“Ini milikmu bukan? Silahkan cek,, aku tidak mengambil apapun ko” Tanya Mario basa-basi, sambil menyerahkan barang yang bukan miliknya itu

“Iya,terimakasih. dimana kamu menemukannya?”

“Kemarin saat tak sengaja lewat, aku menemukannya didepan perpustakaan, aku berniat mengembalikaannya tadi, aku menunggumu didepan kelasmu, tapi kamu tak muncul juga, akhirnya saat aku menyerah, aku menemukanmu disini” jawabnya panjang lebar, sedikit curhat.

“Oh begitu. Terimakasih ya….”

“Mario” lanjut Mario tegas

“Mario” ulang Alyssa “Kalau begitu aku pulang dulu ya Mario”

“hmm Alyssa”

“ya?”

“Tidak berniat memberiku imbalan?”

“uang maksudmu?”

“Oh bukan”

“Lalu?”

“Mungkin makan siang”

Ah kalau saja Mario tidak berjasa menemukan dompetnya, malas saja bagi Alyssa menemani Mario makan siang hari ini, hitung-hitung balas budi, Alyssa terpaksa harus menerima permintaan Mario.tapi sungguh Alyssa malah menikmati makan siang hari ini, Mario jauh dari bayangan Alyssa, awalnya ia pikir Mario seorang lelaki arogan, tak jauh beda dengan lelaki lainnya dikampus ini namun fikirannya salah, Mario orang yang sangat humoris, dan Alyssa tak henti-hentinya tertawa dengan kelakuan Mario siang itu.

Hari itu adalah awal pertemuan seorang Alyssa dan Mario yang memang telah dituliskan Allah, bukan. Ini sama sekali bukan kebetulan yang selalu orang bilang saat pertemuan pertama, ini adalah sebuah takdir. Dan siapa menyangka, pertemuan itu adalah awal dari sebuah perjalanan mereka untuk bersatu.

Hari-hari selanjutnya, setelah pertemuan itu, Mario dan Alyssa semakin dekat dengan tidak melupakan jarak, bagaimana pun mereka bukan mukhrim, tak pantas pabila terlalu dekat. Alyssa yang seorang muslimah pasti menyadari hal itu. Tapi sungguh Alyssa merasa nyaman setiap berada didekat Mario, Mario selalu membuatnya terlindungi, dan semenjak mereka dekat Mario mampu membuat hari-hari Alyssa lebih berwarna, ia telah merubahnya. Merubah hidup Alyssa. Begitu pun Mario, ia merasa Alyssa telah merubah hidupnya, Alyssa mampu membuatnya bersemangat, dan selalu mampu membuatnya tersenyum.

Ada perasaan aneh dibagian organ paling krusial milik Alyssa dan Mario,hati. ,jantung mereka selalu berdegup kencang, dan mereka selalu salah tingkah disetiap keduanya dekat. Perasaan apa ini? Apakah keduanya? Ya,keduanya saling jatuh cinta. Pertemuan itu menuntun keduanya pada sebuah pelabuhan rasa yang sangat indah. Jatuh cinta.

“Alyssa..” panggil Mario

“Ya Mario?”

“Akhir-akhir ini kamu telah merubah hidupku, kamu selalu mebuatku bahagia. Dan aku ingin aku bahagia denganmu selamanya”

“Maksudmu?” Tanya Alyssa

“Alyssa, will you marry me?” Tanya Mario mantap

Alyssa mengalihkan pandangannya, ia tak mampu menatap Mario, ia memang sangat ingin berkata ‘yes,i will’ tapi ia menyadari, Ia dan lelaki dihadapannya itu tak mungkin bersatu, ada benteng yang sangat besar yang menghalangi keduanya. Keyakinan.

“Maaf Mario aku tak bisa” akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulutnya

“Tapi kenapa? Bukankah kamu juga mencintaiku?”

“Kita beda Mario, kita beda” jawab Alyssa, Kristal bening yang sedari tadi dibendungnya jebol, ia menangis.

“Aku seorang muslim, kamu kristiani” lanjutnya. Mario berusaha menghapus air mata Alyssa, namun Alyssa menepisnya, ini pertama kalinya Mario akan menyentuhnya, dan Alyssa tentu saja menolaknya. Ia tak boleh disentuh oleh seorang lawan jenis.

“lalu apa masalahnya?” Tanya Mario

“kamu bilang apa masalahnya? Hah? Kita beda Mario kita beda”

“Lalu apakah karna aku membawa salib dan kamu membawa tasbih aku dilarang mencintaimu? Apakah karena aku membaca al-kitab dan kamu mengaji al-qur’an kamu dilarang mencintaiku? Apakah karena aku masuk gereja kamu masuk masjid kita dilarang bersatu?”

“Tentu saja Mario, itu semua dilarang!”

“Tapi Alyssa sungguh aku mencintaimu, aku akan melakukan apapun demi kamu”

Keduanya terdiam, sibuk dengan fikirannya masing-masing, Alyssa tak henti-hentinya menangis. Ia tak mampu berada diposisinya saat ini, detik selanjutnya Alyssa berlari meniggalkan Mario.

“Alyysa!!”

“Kembalilah kepadaku, jika kau telah bisa menjadi imam yang baik untuku” teriak Alyssa.

Satu tahu berlalu.

Sejak pertemuan itu, Alyssa dan Mario tak pernah lagi bertemu, keduanya menjauh.sebenarnya Alyssa rindu ingin bertemu Mario, namun ini telah menjadi keputusannya, demi menjadi muslimah yang taat ia rela meninggalkan lelaki yang dicintainya.tapi satu tahun ini belum bisa merubahnya, belum ada yang bisa menggantikan posisi Mario dihatinya. Bayangan Mario selalu muncul mengganggunya.

Disetiap sholat malamnya Alyssa selalu berdo’a agar Mario ditunjukan ke jalan yang benar, Alyssa selalu berharap Mario kembali padanya, namun sebagai manusia, Alyssa hanya mampu berdo’a,dan berharap, semuanya sudah takdir dari Allah, dan ia harus menerimanya.

Suatu sore, Alyssa sedang sibuk dengan tugas kuliahnya, tiba-tiba Umi mengabari bahwa ada tamu untuknya. Dengan malas Alyssa langkahkan kakinya ke ruang tamu, dan betapa terkejutnya Alyssa saat melihat seorang lelaki jangkung dengan kopiah hitam sedang berbincang serius dengan Abinya. Dia Mario.

“Mario”

Merasa terpanggil, lelaki yang sedang serius berbincang itu mengalihkan pandangan pada Alyssa, dengan senyum lebar ia mendekati Alyssa.

“Mulai sekarang panggil aku Fikri” ucap lelaki itu

“Fikri?” Ulang Alyssa dengan tak yakin

“Ya,Fikri. Alyssa kini sudah taka da perbedaan, aku sudah memegang tasbih dan Alhamdulillah mulai bisa mengaji, aku telah meninggalkan gereja dan mulai memasuki masjid” ucapnya mantap

Mario ternyata mampu memenuhi permintaan Alyssa agar berusaha menjadi imam yang baik untuknya, satu tahun itu dengan diawali mebaca dua kalimat syahadat, Mario mempelajari ajaran-ajaran agama islam, sedkit demi sedikit ia belajar melaksanakannya, hingga saat ia yakin sudah cukup, kini ia kembali pada Alyssa untuk memenuhi permintaannya.

“Abi” Mario, oh bukan, maksudku Fikri memandang Ayah Alyssa “Apakah saya boleh menikahi putri Abi?” lanjutnya

“Alyssa, Abi telah mengetesnya mengaji, dia juga hafal asmaul husna, dia lancer menjawab kandungan al-qur’an,ia juga hafal nama-nama nabi, dan Abi yakin ia mampu menjalankan sunah-sunah rosul, ia mampu menjadi Imamu” jelas Abi panjang lebar.

“Iya Abi, Alyssa mau” jawab Alyssa yakin, tak ada lagi keraguan dihatinya, karena tak kini ada lagi benteng yang menghalangi cinta mereka. Mereka tak lagi bereda, kini keduanya satu keyakinan.

Satu bulan kemudian Mario yang berganti nama menjadi Fikri dan Alyssa menyatukan cinta mereka dengan janji suci sebuah pernikahan, pernikahan yang pertama dan mereka berharap terakhir.

Alyssa sangat bahagia dapat menyatukan janji suci dengan Fikri yang sama sekali tak terfikir olehnya mau merubah keyakinannya. Begitu pun Mario atau Fikri, Ia sangat bahagia dipertemukan dengan seorang Alyssa, sosok yang mampu membawanya pada jalan yang benar, setelah ia berganti keyakinan Fikri yakin Islam adalah agama yang terbaik, usahanya untuk menjalankan ajaran-ajaran islam tak lagi hanya untuk memenuhi permintaan Alyssa, tapi juga untuk menjadi pribadi yang Soleh yang taat pada Tuhannya. Terimakasih Ya Allah telah mempertemukanku dengan Alyssa. Ucapnya dalam hati

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI : Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi semester V

Kelompok 2 :

  1. Aris Rizka Fauzi
  2. Astrid Dania A
  3. Farhah Aqmarina
  4. Fridalia Septiarini H
  5. Muhammad Naufal
  6. Rima Rahmayanti

 

Kelas : XII IPA 5

logo

 

SMA NEGERI 1 PURWAKARTA

Jl. Kolonel Kornel Singawinata No. 113 Purwakarta 41111 – Jawa Barat

Tahun Pelajaran 2014/2015

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau”. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi.

Penulisan laporan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini. Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

 

Purwakarta,    Agustus 2014

Kelompok 2


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN

  • Latar Belakang ………………………………………………………………………………………… 3
  • Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………… 3
  • Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………………… 3
  • Hipotesis ………………………………………………………………………………………………… 3
  • Manfaat ……………………………………………………………………………………………………. 3
  • Metode Penelitian …………………………………………………………………………………….. 3

BAB II PENGARUH pH TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

  • Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………………………………………. 4
  • Alat dan Bahan ……………………………………………………………………………………………. 4
  • Prosedur Kerja ……………………………………………………………………………………………. 4
  • Variabel ………………………………………………………………………………………………………. 5
  • Hasil Pengamatan ………………………………………………………………………………………..5

2.5.1 Tabel Pengamatan ………………………………………………………………………… 5

2.5.2 Grafik Pertumbuhan ……………………………………………………………………….. 6

  • Analisa Hasil …………………………………………………………………………………………………. 6

BAB III PENUTUP

  • Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….10

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………….. 11

 

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang melangsungkan kehidupannya. Seluruh organisme yang masih hidup melakukan pertumbuhan guna menambah massa, volume, maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali pada tanaman. Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri mahkluk hidup.

Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya dan air, tumbuhan juga membutuhkan faktor lain, salah satunya pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh. Sebagai mahkluk hidup, kita perlu belajar untuk mengetahui peranan pH terhadap perkembangan tumbuhan. Apabila konsentrasi H+ dalam tanah lebih banyak dari OH, maka suasana tanah menjadi asam. Sebaliknya, apabila konsentrasi OH lebih banyak daripada konsentrasi H+, maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. pH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanan ternak adalah antara 5,6 – 6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen.

 

  • Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau?
  2. Berapakah pH yang optimal untuk pertumbuhan kacang hijau?
    • Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.

  • Hipotesis

pH tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.

  • Manfaat
  1. Mengetahui salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
  2. Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah
    • Metode Penelitian

Data diperoleh dari penelitian langsung/eksperimen.


 

BAB II

PENGARUH pH TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

 

2.1 Waktu dan Tempat

            Waktu Penelitian         : 18 Agustus 2014 – 24 Agustus 2014

Tempat                        : SMAN 1 Purwakarta

2.2 Alat dan Bahan

Alat:

– gelas plastik transparan                         – penggaris/alat ukur tinggi

– alat tulis                                                            – sendok

Bahan:

– kacang hijau (10 biji per gelas)             – air (pH = 7)

– tanah sawah (pH < 7)                           – kapur sirih (pH > 7)

  • Prosedur Kerja :
  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Beri nomor pada masing-masing gelas ( gelas 1, 2, dan 3)
  3. Rendam kacang hijau pada air netral (pH=7),  memilih kacang hijau yang tenggelam di dasar air untuk ditanam.
  4. Campurkan sekam dengan kapur sirih, uji pH menggunakan lakmus, lalu masukkan capuran tersebut ke dalam gelas nomer 1.
  5. Masukkan sekam pada gelas nomor 2.
  6. Campurkan tanah sawah dengan sekam, uji dengan lakmus, lalu masukkan ke dalam gelas nomor 3.
  7. Tanam kacang hijau pada media tersebut, satu pot/gelas sebanyak 10 butir kacang hijau.
  8. Siram tanaman dengan air dengan takaran yang sama (±20 ml).
  9. Ulangi penyiraman setiap pagi dan sore hari.
  10. Amati dan ukur pertumbuhan kacang hijau setiap harinya

2.4 Variabel

  1. Variabel bebas : Perbedaan pH tanah, yaitu pH asam, basa, dan netral
  2. Variabel terikat : Pertumbuhan kecambah kacang hijau
  3. Variabel terkontrol : Air dan cahaya

2.5 Hasil Pengamatan

   2.5.1 Tabel Pengamatan

Gelas 1 ( pH Asam )

Hari ke- Tinggi Kecambah (cm) Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1,9 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0,34
2 2,2 1,8 1,5 1,4 1,1 0 0 0 0 0 0,80
3 5,1 3,9 2,7 2,5 1,5 0 0 0 0 0 1,57
4 8,0 7,1 6,5 4,0 3,5 0,3 0 0 0 0 2,94
5 12,0 10,5 9,0 8,7 6,5 0,5 0 0 0 0 4,72
6 13,5 13 11,5 11,3 11,2 1,7 0 0 0 0 6,22
7                      

Gelas 2 ( pH Netral )

Hari ke- Tinggi Kecambah (cm) Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0,9 1,5 1,3 0,5 1,2 0,8 0 0 0 0 0,62
2 3,2 5,5 4,1 1,4 2,0 1,8 0,3 0 0 0 1,83
3 7,5 9,5 9,2 5,8 6,6 4,1 2,1 0,7 0,5 0 4,60
4 11,2 12,4 9,6 7,3 9,2 8,7 5,6 1,5 1,3 0 6,68
5 12,3 13,6 12,7 8,2 11,5 9,6 7,1 4,3 4,4 0 8,37
6 14,0 15,1 14,4 12,5 13,2 12,8 11,3 8,8 9,0 0 11,11
7                      

Gelas 3 ( pH Basa )

Hari ke- Tinggi Kecambah (cm) Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0,7 0,6 0 0 0 0 0 0 0 0 0,13
2 1,9 1,0 0,9 0,4 0,3 0 0 0 0 0 0,45
3 2,9 1,4 1,9 1,7 0,7 0,5 0,5 0 0 0 0,96
4 3,5 2,3 2,7 2,2 1,8 0,9 0,8 0 0 0 1,42
5 6,2 3,5 3,5 3,1 2,5 1,5 1,1 0 0 0 2,14
6 10,0 8,3 7,8 7,3 6,8 4,8 3,5 0 0 0 4,85
7                      

2.6 Analisa Hasil

Hari Pertama

Pada gelas 1 yaitu dengan tanah pH asam, kecambah kacang hijau tumbuh 2 kecambah dengan tinggi masing-masing 1,9 cm dan 1,5 cm. Sedangkan, pada gelas 2 yaitu dengan tanah pH netral tumbuh 6 kecambah kacang hijau dengan tinggi masing-masing 0,9 cm, 1,3 cm, 1,5 cm, 0,5 cm, 1,2 cm dan 0,8 cm. Dan pada gelas 3, yaitu dengan tanah pH basa tumbuh 2 kecambah kacang hijau dengan masing-masing tinggi tumbuh 0,7 cm dan 0,6 cm. Pada hari pertama pengamatan ini, rata-rata tinggi tumbuh pada gelas 1 yaitu 0,34 cm, gelas 2 0,62 cm, dan gelas 3 0,13 cm.

Hari ke-2

Pada hari kedua di gelas 1, kecambah yang tumbuh bertambah menjadi 5 kecambah dengan tinggi tumbuh masing-masing 2,2 cm, 1,8 cm, 1,5 cm, 1,4 cm, 1,1 cm dan rata-rata pertumbuhan 0,80 cm. Di gelas kedua kecambah yang tumbuh bertambah satu menjadi 7 dengan masing-masing pertumbuhan 3,2 cm, 5,5 cm, 4,1 cm, 1,4 cm, 2,0 cm, 1,8 cm, 0,3 cm dan rata-rata pertumbuhan 1,83cm. Dan di gelas 3 kecambah yang tumbuh juga bertambah menjadi 5 kecambah dengan tinggi masing-masing 1,9 cm, 1,0 cm, 0,9 cm, 0,4 cm, 0,3 cm dan rata-rata pertumbuhan 0,45 cm.

Hari ke-3

Pertumbuhan masing-masing pada kecambah di gelas 1 yaitu 5,1 cm, 3,9 cm, 2,7 cm, 2,5 cm, 1,5 cm dengan pertumbuhan rata-rata 1,57 cm. Sedangkan di gelas ke 2 kecambah yang tumbuh bertambah menjadi 9 kecambah dengan masing-masing pertumbuhan 7,5 cm, 9,5 cm, 9,2 cm, 5,8 cm, 6,6 cm, 4,1 cm, 2,1 cm, 0,7 cm 0,5 cm dan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,60 cm. Dan gelas 3 kecambah yang tumbuh bertambah lagi menjadi 7 kecambah dengan pertumbuhan rata-rata 0,96 cm.

Hari ke 4

Pada gelas 1 kecambah yang tumbuh bertambah lagi menjadi 6 kecambah dengan pertumbuhan rata-rata 2,94 cm. Sedangkan di gelas 2 dan gelas 3 tidak ada pertambahan kecambah lagi dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing 6,68 cm dan 1,42 cm.

Hari ke 5

Pertumbuhan rata-rata di gelas 1 adalah 4,72 cm, gelas 2 8,37 cm, dan gelas 3 2,14 cm.

Hari ke 6

Pada gelas 1 kecambah yang tumbuh tetap 6 kecambah dan rata-rata pertumbuhannya adalah 6,22 cm. Sedangkan gelas 2 dengan 9 kecambah pertumbuhan rata-ratanya 11,11 cm. Dan gelas 3 dengan 7 pertumbuhan rata-ratanya menjadi 4,85 cm.

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh pada tanah dengan pH netral. Itu dilihat pada banyaknya kecambah yang tumbuh dan rata-rata ketinggian yang lebih besar dibandingkan dengan kecambah pada tanah dengan pH asam dan pH basa.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Dari hasil analisa yang diperoleh dari data yang terdapat pada tabel pengamatan serta grafik pertumbuhan kecambah tersebut, dapat kita lihat bahwa pertumbuhan kecambah pada gelas 2 dengan pH netral memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan kecambah yang terdapat pada gelas 1 dengan pH asam dan gelas 3 dengan pH basa.

Dengan hasil pengamatan tersebut, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa pH tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini yaitu pertumbuhan kecambah kacang hijau. Pertumbuhan kecambah yang lebih cepat adalah pada tanah yang memiliki pH tidak terlalu asam dan juga tidak terlalu basa, yaitu sekitar 5,6 – 6,0. Sedangkan tanah sawah biasanya memiliki pH yang lebih asam karena pengaruh pupuk yang berlebih dan tanah dengan kapur sirih memiliki pH lebih dari 7 atau bersifat basa.

 

 

Jangji nu Kamari ( Carpon )

AA… for the first time buat carpon,HAHA. Carpon sekaligus karya duet pertama bersama partner tercintakuu yunita-ajah-. thank you tehyungg{}

Sebenernya ini tugas semester kemarin, tapi karna di bangga ( muehehe ) jadi diposting deh. siapa tau ada yang berkenan membaca^^

 


JANGJI NU KAMARI

            Layung koneng nutupan panasna panon poe nu sakeudeung deui surup, anginna ngahiliwir mawa hawa tiis nu jarang pisan aya di kota. Sore ieu. Kuring diuk di tepas imah, Sorangan, sakumaha biasana. Nasib jalma rantauan,hirup sorangan jauh jeung keluarga can kawin deuih.

Asa ku nalangsa nempo hirup sorangan. Umur geus nincak dua tujuh. Tapi hirup ngan bujangan keneh bae. Dahar sorangan, sare sorangan, sagala-galana sorangan. Lamun digambarkeun ku lagu mah hirup kuring teh siga lagu ‘angka satu’, migawe nanaon ku sorangan bae.

Lain kuring teu daek kawin, saha oge jelema nu teu daek kawin. Lain kuring can mampu, insyaallah lahir batin kuring geus mampu. Umur duatujuh, imah geus aya, hirup kacukupan, pagawean Alhamdulillah lancar. Hiji nu can kapimilik teh pamajikan.

Ras Kuring inget, tujuan mimiti hayang datang ka dieu teh sabenerna mah pikeun menangkeun hiji awewe. Awewe anu geus lila di pikaresep. Awewe nu tereh ditikah ku kuring basa tilu taun katukang mgan hanjakal harita kuring can boga naon-naon. Ingetan kuring balik deui ka tilu taun katukang..

“Moaall! Moal dibikeun putri Abah ka maneh Asep!”ceuk Bah Ahmad basa kuring nepikeun maksud kuring datang ka imah na teh rek ngalamar Neng Santi, putri cikal na.

“Kunaon Bah?” kuring ngawanikeun maneh nanya.

“Maneh teu nyadar? Gawe teu puguh geus hayang kawin. Rek dibere dahar naon putri Abah,hah?”

Ngadenge eta jawaban, kuring cicing, teu bisa ngomong nanaon deui. Daek teu daek, eta omongan Abah emang bener. Kuring emang can boga pagawean nu puguh, can boga pibeukeuleun pikeun ngabagjakeun anak jeung pamajikan kahareup. Ngan angger hate mah hayang nikah ka Neng Santi, bebene nu geus lila dipicangcam.

“Geus ayeuna mah, geura balik ka imah!”

Kuring nangtung, rek indit balik ngan asa beurat. Neng Santi nu ti tatadi ngadengekeun dijero ngawanikeun maneh kaluar.

“Bah..” sora na dumareuda, ngageter nahan kapait ati

“Aya naon, Neng?” ceuk Bah ahmad na lawang panto

“Neng daek ditikah ku Kang Asep. Tarima Kang Asep Abah” ceuk Santi, bari reumbay cimata.

“Moal,Neng! Moal!” Abah ngajawab tandes. “ Abah moal kagoda ku cimata putri cikal Abah nu dipikanyaah ku Abah, Abah moal sagawayah mikeun harta nu dipikanyaah ku aba.h ka sambarang jalma komo pamuda model si Asep”curukna diacungkeun ka hareupeun kuring

Santi tuluy sujud ka Abahna, bari teu euren-euren menta restu pikeun narima lamaran kuring. Kuring teu tega nempona, kahayang mah Neng Santi teh ntong kitu, tapi dalah dikumaha, geus kudu kitu jadina.

“Tong kieu atuh Neng, ngewa!” Abah Ahmad nyoba ngahudangkeun Santi.

“Tarima Kang Asep, Abah” ceuk Santi sakali deui.

“Moal Neng,Moal!”

Tuluy Santi ngadeuketan kuring, menta supaya Kuring ngomong deui ka Abah. Menta ngayakinkeun Abah sakali deui.

“Geus Neng. Ayeuna mah Neng nurut ka Abah. Akang bakal ngabuktikeun ka Abah Akang bisa jadi caroge anu pantes pikeun Neng, Akang bakal nyiar pagawean ka kota pikeun ngabuktikeun ka Abah lamun akang bisa jadi jalmi sukses.”

Kuring tuluy indit kaluar, ninggalkeun Neng Santi nu can bisa narima kaputusan kuring.

Cunduk waktu datang mangsa, sapu nyere pegat simpay. Isukna, Kuring indit ti lembur. Rek ngadu nasib ka kota. Susuganan meunang milik anu hade. Nu bisa ngajadikeun beukeul pikeun ngalamar deui Neng Santi.

“Neng, akang ayeuna bakal indit ka Jakarta, ngadu nasib supaya bisa jadi caroge jang Neng” ceuk kuring basa geus tepi terminal beus jurusan Jakarta

“Muhun Akang. Didieu ku Neng didu’akeun supaya akang jadi jelema sukses” ceuk Neng Santi, paromana teu ikhlas, jelas katingali tina sorana nu dumareuda.

“Akang…” gero Neng Santi basa kuring rek naek kana beus.

“Kulan,Neng?”

“Kang, pileuleuyan. Abdi teu tiasa nyarengan, wakil bae ka ieu lelepen!” omongna bari ngasupkeun ali mata berlian kana jariji kuring. “ Ulah lesot tina rema dugi ka patepang deui.”

“Didungakeun Neng, sing….” omong kuring teu bisa kebat kaburu ngalimba manten.

Kalacat kuring unggah merenahkeun maneh. Ari geus beres gerung beus indit.

“Wilujeung angkat!” ceuk Santi ngagupayan.

“Wilujeung kantun!” tembal kuring, nonghol tina jandela bari ngebut-ngebutkeun saputangan.

Di Jakarta.

Rezeki mah moal kamana, kitu ceuk kolot Baheula mah. Eta pisan nu kaalaman ku kuring,Teu kungsi lila cicing di Jakarta, kuring meunang pagawean nu lumayan pikeun hirup di lembur batur jeung saeutik-eutik bisa jadi tabungan kuring pikeun balik ka lembur.

Poe ganti poe, bulan ganti bulan, taun ganti taun. Teu karasa geus tilu taun kuring cicing di Jakarta. Ngadu nasib nu teu disangka-sangka mawa rezeki gede. Kuring ayeuna boga toko sembako nu kawilang gede. Panghasilanna rek nitih sajuta sapoe.

Hate asa bungah lantaran naon pamaksudan kuring nyaba ka kota, ngadu nasib di lembur batur bisa kahontal. Ras kuring inget ka Neng Santi nu aya di lembur, kuring geus ngabayangkeun kahirupan kuring jeung manehna sabalikna kuring ti kota. Asa ku endah, ngan naha aya rasa nu teu ngeunah nu ngaganjel dina dada, nyaliksik kana ati, ngaganggu pikiran , bet asa teu percaya ka diri sorangan, kumaha lamun Neng Santi bakal satia nungguan kuring , boa-boa manehna teh ayeuna geus boga salaki lantaran dijodohkeun ku Abahna, eta sangkaan nu teu hade geuwat diingkahkeun ku kuring, kuring mbung boga sangka teu hade ka manehna. Ngan lamun ceuk nu sok percaya kana ilapat jeung kila-kila mah, kuring teh lir nu diberean ilapat goreng, hate nyongsrong hayang balik.

Ngan Lila kalilaan eta sangkaan lain ngaleungit malah mingkin karasa. Nepika sore ieu, eta sangkaan jul-jol daratang deui dipikiran kuring. Peutingna kuring guling gasahan bae, teu bisa sare bawaning ku bangreung, nguluwut jaruwet pikir.

Nepika ngong aya nu adan subuh di masjid, teu acan sare keneh bae, atuh kuring gancang ka cai.daripada panasaran mending urang tepungan bae, ceuk kuring na hate.

Saba’da solat kurig dangdan gidig ka halteu, kabeneran beus jurusan ka lembur ngaliwat, geuwat kuring naek. kuring diuk di jajaran ka dua, dipojok deukeut jandela. sapanjang jalan, teu apal kunaon. Sangkaan nu kamari-kamari ngaganggu pikiran ngaleungit, kagantikeun ku bayang-bayang Neng Santi nu bungah rek dilamar ku kuring. Mikirkeun eta, kuring jadi teu sabar hayang buru-buru nepungan Neng Santi, hayang nembongkeun ka Abah yen kuring teh geus sukses. Geus pantes nyanding jeung Neng Santi.geus lain Asep nu Baheula, lain Asep nu teu boga naon-naon.

Tengah poe keur meujeuhna hareudang bayeungyang kuring geus tepi di sisi lembur, hate ratug sok sieun salah ngomong di hareupeun Abah Ahmad. Calon pimitohaeun.

Gancang carita,kuring geus tepi di hareupeun imah Neng Santi

Tr.trok..trok

Kuring ngetok panto imah Santi. Bayangan panolakan tilu taun katukang datang deui. Sok sieun ayeuna ge kitu.

Tr.trok..trok

Kuring ngetok panto eta deui. Ayeuna gentian, bayangan Neng Santi nu datang sabari bungah ningali kuring datang.

Tr.trok..trok

“Nya.. sakedap” tembal nu ti jero bari dibarengan sora ceurik budak leutik

Gebeg wae, lantaran ti jero imah kadenge sora budak leutik nu keur ceurik. Deg.

Budak saha??

Citt… Panto dibuka. Reug kuring cicing, olohok ngembang kadu bakating ku reuwas nempo awewe nu muka panto sabari ngais budak leutik nu kira-kira umurna dua taun. “Akaang..?!!” saurna.

Kuring teu bisa nembalan. Teu samar deui eta teh Neng Santi

“Kang Asep?”

“Muhun, ieu Akang,Neng” akhirna kuring bisa nembal, sok sanajan sorana rada ngageter.Sabisa – bisa kuring seuri, sanajan hate mah peurih pisan. asa runtag bumi alam, sangkaan nu harita baralik deui ngayakinkeun hate lamun saenyana Neng Santi geus nyulayaan jangjina. Gep kana lelepen nu harita dibikeun ku manehna. Asa ku kieu-kieu teuing gusti, ceuk kuring ceurik dina hate. Cag eta lelepen teh dibikeun deui kanu boga na.

“Hatur nuhun” ceuk kuring bari geuwat malik muru imah ninggalkeun Neng Santi nu masih keneh ngarandeg dina lawang. Sora ceurik budak leutik nambahan kapeurih hate. Katempo dina juru panon manehna rek ngudag kuring, ngan hanjakal leungeunna dicepengan ku lalaki nu ceuk pikiran kuring mah eta teh salakina.

Naha leres hiliwirna angin nu nepikeun harewos

Saurna salira seja ngawangun talaga heman, pikeun kuring lalayaran

Mandi asih. Dina mangsa dada raca

Naha leres bakal tiasa nembus na suwungna kalbu nu saestu?

Pikeun patalina rasa. Asa dina pangimpian mun seug tiasa ngabukti

Ngadalingding seungit kembang lalampingna ati

Ngubaran dada nu raca jadi waluya.

Ketug jajantung ngompa renghap kabagjaan

Tumuwuh rupining kembang dina talaga katresna.

Akang, cinta teh endah,nya? Lir sajak leubeut ku majas, lir langit taya tutugan, lir bentang baranang, lir kembang arum ambeuna. Cinta urang mugia manjang ka subaya rumah tangga!” Sora Neng Santi dina heabna napas, lir angin nu rintih, tingtrim niiskeun batin. Harewosna sumarambah kana bayah, matak tigin dina asih,implenganana malik ka tukang.

palias rek jalir jangji.